Kamboja merupakan sebuah negara berbentuk monarki Konstitusional di Asia Tenggara. Pemimpin negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indocina pada abad 11 dan 14.
Negara kerajaan ini berlokasi tepat berbatasan dengan Thailand disebelah barat, Laos di Utara, Vietnam di timur dan Teluk Thailand di Selatan. Serta ibu kota negara ini adalah Phnom Penh.
Seperti yang telah disebutkan diawal bahwa Kamboja merupakan negara yang menganut sistem kepemerintahan monarki konstitusional. Dan ada seorang pemimpin di Kamboja yang telah memimpin selama 33 tahun, yang dimaksu adalah Hun Sen.
Hun Sen adalah Perdana Menteri Kamboja, Presiden Partai Rakyat Kamboja (CPP), serta Anggota Parlemen (MP) untuk Kandal.
Sejak tahun 1985, diketahui ia telah menjabat sebagai Perdana Menteri dan dinobatkan sebagai salah satu pemimpin terlama di dunia. Kala itu Majelis Nasional satu partai yang menunjuknya untuk mengganti Chan Sy yang meninggal pada bulan Desember 1984.
Hun Sen juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri Kamboja periode tahun 1979 sampai 1986 dan terpilih kembali untuk periode tahun 1987-1990. Saat pertama kali menjabat, ia berusia 30 tahun.
Perdana menteri terlama ini pernah mengalami konflik dengan pemimpin royalis, Pangeran Norordom Ranariddh, sampai tahun 1997, yang membuatnya enggan berbagi kekuasaan. Namun kimi hubungan keduanya berakhir damai. Sang Pangeran diketahui menghabis hari tuanya di raffles Hotel era Kolonial.
Itulah sekilas perjalanan karir Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen yang pernah menjabat selama 33 tahun. Berikut biografi singkat Hun Sen.
Biografi Hun Sen
Hun Sen lahir di Peam Koh Sna, Distrik Stueng Trang, Provinsi Kampong Cham, Kamboja pada tanggal 5 Agustus 1952. Selain menjabat sebagai menteri, pria berusia 69 tahun ini juga merupakan mantan komandan militer Kamboja, serta politisi asal Kamboja.
Presiden Partai Rakyat Kamboja (CPP) ini menikah dengan seorang gadis bernama Bun Rany, namun tidak banyak informasi seputar keluarga inti sang perdana menteri.
Perdana Menteri Kamboja ini pernah mengenyam pendidikan di sebuah biara Buddha di Phnom Penh. Dan diakhir tahun 1960-an, ia memutuskan bergabung dengan Partai Komunis Kampuchea. Kemudia bergabung dengan Khmer Merah di tahun 1970.
Disaat Kamboja berada pada rezim Pol Pot pada tahun 1975 – 1979 dan banyak menelan korban jiwa, Hun Sen memilih menyelamatkan diri dengan melarikan diri ke Vietnam. Disana ia bergabung dengan pasukkan setempat dan beralih melawan Khmer Merah.
Setelah Vietnam mendirikan pemerintahan pada 1979, ia justru kembali ke negara asalnya. Sejak itulah dia diangkat menjadi menteri urusan luar negeri
Berkat semua perjuangan yang dilakukannya, Hun Sen kini mendapat gelar kehormatan penuh, yakni Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen. Gelar tersebut memiliki arti, "Tuan Perdana Menteri dan Panglima Militer Tertinggi Hun Sen".
0 Komentar