Mantan Sekretaris Jenderal PBB, Boutros Boutros-Ghali lahir di Kairo, Mesir pada 14 November 1922 dari keluarga terpandang. Beliau merupakan cucu dari mantan Perdana Menteri Mesir. Diketahu beliau adalah orang Arab pertama yang menjabat sebagai Sekjen PBB.
Mantan Menteri Luar Negeri Mesir ini memimpin PBB pada tahun 1992 hingga 1996. Saat itu kondisi dunia sedang kacau seperti perang Yugoslavia, perang sipil Angola, kelaparan dan genosida di Afrika.
Dimasa kepemimpinannya, dia berhasil meningkatkan pengaruh PBB setelah andilnya yang menentukan dalam Perang Teluk. Boutros-Ghali yang juga pernah menjadi memimpin PBB dalam menyelesaikan masalah krisis di Somalia, Rwanda , Timur Tengah dan bekas Yugoslavia.
Pendidikan
Ia memperoleh gelar sarjana dari Universitas Kairo pada tahun 1946 dan melanjutkan pendidikan di Universitas Paris. Dari kampus itu, ia berhasil meraih gelar Ph.D. pada tahun 1949 serta diangkat menjadi guru besar di Universitas Kairo tersebut. Selain itu, ia juga mengajar hukum internasional dan hubungan internasional di berbagai universitas di Amerika, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan lain-lain.
Karir Politik
Ia mengawali karir politik dengan bekerja di dalam pemerintahan Presiden Anwar Sadat dan Husni Mubarak. Ia menemani Sadat dalam kunjungan bersejarah ke Yerusalem pada tahun 1977. Ia juga memainkan peran besar ketika terjadi Perjanjian Kamp David di Timur Tengah. Pada tahun 1977, ia dipercaya sebagai Menteri Luar Negeri Mesir.
Pada tahun 1991, ia naik jabatan sebagai Wakil Perdana Menteri Mesir. Satu tahun kemudian, ia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PBB pertama yang merupakan orang Afrika. Ketika menjadi Sekjend PBB, ia membawa PBB untuk melakukan mediasi perselisihan pasca perang dingin.
Langkah pertama yang dilakukan Boutros-Ghali saat duduk di kursi Sekretaris Jenderal PBB adalah melakukan reformasi birokrasi. Ia merampingkan sekretariat PBB yang gemuk dengan mengurangi jumlah sekretaris dan menunjuk personel berkemampuan tinggi.
Untuk menghormati keluhan AS tentang inefisiensi dan pengeluaran yang berlebihan, AS diundang mencalonkan orang tersebut untuk mengepalai pekerjaan anggaran dan manajemen teratas. Namun, ia tidak disukai oleh Amerika. Akibatnya, ia tidak terpilih di periode kedua.
Mantan Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Boutros Boutros-Ghali meninggal di usia 93 tahun. Dia meninggal di rumah sakit Al Salam, Kairo, Mesir, pada Selasa (16/2). Kantor berita Mesir memberitakan, Sekjen PBB yang menjabat 1992 hingga 1996 itu dilaporkan meninggal setelah mengalami masalah pada pinggulnya.
Kematian Boutros Boutros-Ghali dikukuhkan oleh Duta Besar Venezuela untuk PBB sekaligus Presiden Dewan Keamanan Rafael Dario Ramirez Carreno. Sebagai orang Mesir, Boutros-Ghali adalah orang Arab pertama yang menjabat sebagai Sekjen PBB. Ia kali pertama menjabat Sekjen PBB pada 1992 sekaligus meningkatkan pengaruh PBB setelah perannya yang menentukan dalam Perang Teluk.
Almarhum Boutros Boutros-Ghali mendapat telepon dari Presiden Mesir Fattah Abdel Al-Sisi pada Kamis lalu setelah sempat dilarikan ke rumah sakit. Boutros-Ghali yang juga pernah menjadi Menteri Luar Negeri Mesir itu, memimpin PBB dalam menyelesaikan masalah krisis di Somalia, Rwanda , Timur Tengah dan bekas Yugoslavia.
0 Komentar