Siapa yang tidak mengenal sosok presiden RI ke-7 ini? Presiden yang juga dikenal sebagai pemimpin negara yang suka blusukan ke daerah-daerah yang menjadi tujuan kunjungannya.
Beliau telah menjabat selama 2 periode dan berkat program kerjanya, banyak tempat wisata yang dulunya hampir dilupakan kini dibenahi dan kembali bangkit. Tidak sampai disitu saja, pembuatan jalan tol untuk dibeberapa provinsi pun sudah mulai rampung.
Nah, bagi kamu yang belum mengenal Bapak Presiden yang satu ini, berikut biografinya.
Joko Widodo
Lahir pada 21 Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan Jokowi tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah kontrakan yang berlokasi di tepi sebuah sungai di Solo. Hidup mereka sangat sederhana. Sang ayah yang bernaka Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi, ibundanya harus menghidupi keluarga dengan berjualan kayu serta hidup berpindah dari satu rumah sewa menuju rumah sewa lainnya.
Jokowi merupakan sulung dari empat bersaudara dan menjadi satu-satunya anak laki-laki di antara saudaranya yang lain. FYI, Jokowi memiliki nama kecil, yaitu Mulyono.
Meski kehidupan semasa kecilnya susah, ia tetap dapat mengenyam pendidikan yang layak. Ia mengawai pendidikannya di SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dulunya dikenal sebagai sekolah bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika lulus SMP, Jokowi sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.
Dengan kondisi keluarga yang cukup memprihatinkan, dimana keluarga Joko Widodo harus rela digusur Pemerintah Kota Solo dari tempat tinggalnya di bantaran kali Pepe dan tinggal menumpang di kediaman seorang kerabat di daerah Gondang.
Akan tetapi, pengalaman masa kecil tersebut tidak dirasakan Jokowi sebagai sebuah penderitaan. Ia berkata bahwa waktu-waktu sulit tersebut merupakan cara Tuhan yang sangat tepat untuk membangun karakter dirinya di masa depan.
Selepas berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi muda sempat mencicipi pengalaman kerja pada sebuah perusahaan BUMN di Provinsi Aceh. Lokasinya yang berada di tengah hutan, kondisi kerja yang keras, dan rencana untuk mempunyai buah hati menuntun Jokowi dan istri untuk kembali ke kota Solo pada 1988.
Ia kemudian bekerja sementara waktu pada pabrik milik pamannya, hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti dan memulai usaha mebelnya sendiri. Usaha yang mulanya berjalan dengan kondisi sederhana lambat laun berkembang. Dari ruang lingkup regional, usaha Jokowi tumbuh melingkupi pasar nasional, hingga kemudian merambah pasar mancanegara.
Kesuksesan atas bisnis mebel dan kemapanan finansial yang diraihnya menggerakkan Jokowi untuk mulai mencurahkan energi pada ranah lain, yaitu sosial. Ia melihat banyak usaha kecil masyarakat Solo yang sesungguhnya memiliki potensi untuk maju, tetapi belum berkembang dengan baik.
Dengan latar belakang masa lalunya yang sulit di bantaran sungai, ia dan beberapa rekan pengusaha menggagas terbentuknya organisasi pengusaha mebel nasional cabang Solo yang bernama Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia atau akrab disebut Asmindo. Jokowi didaulat menjadi ketua organisasi dan memimpin berbagai kegiatan yang berhasil mengangkat daya usaha para pengusaha kecil dan menengah anggota Asmindo.
Setelah dua tahun Jokowi memimpin Asmindo, para pengurus dan anggota syarikat pengusaha tersebut mulai melontarkan ide pencalonan diri Joko Widodo pada Pemilukada Solo 2005. Pada mula ide itu muncul, Jokowi hanya menganggapinya dengan tawa dan secara halus menolaknya.
Akan tetapi, aspirasi tersebut bertambah kuat dan dorongan dari dalam organisasi untuk maju mencalonkan diri sebagai Walikota Solo terus meningkat. Joko Widodo kemudian maju dalam Pemilukada bersama F.X Hadi Rudyatmo dan terpilih menjadi Walikota Solo periode 2005-2010.
Amanah yang dipercayakan masyarakat kota Solo pada Jokowi diemban dengan baik. Beberapa prestasi seperti tata lokasi PKL, efisiensi birokrasi kota, dan peremajaan pasar-pasar tradisional membuat dirinya menjadi sosok populer di kalangan masyarakat Surakarta. Pada pemilihan Wali Kota Solo periode 2010-2017, ia terpilih kembali dengan persentase perolehan suara sebanyak 90,09 persen.
Joko Widodo mulai dikenal dalam lingkup nasional setelah ia secara resmi mengganti mobil dinasnya dengan mobil Esemka, yang merupakan buah karya para pelajar SMK 2 dan SMK Warga Surakarta, pada Januari 2012. Pemberitaan mengenai hal itu meluas dan menimbulkan berbagai tanggapan.
Pada Maret 2012, PDI-P dan Partai Gerindra mengusung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pemilukada DKI Jakarta 2012. Pasangan calon ini berhadapan dengan lima pasangan calon lain dan berhasil menduduki posisi teratas pada Pemilukada putaran pertama dengan persentase perolehan suara sebanyak 42,60 persen.
Pada Pemilukada putaran kedua, Jokowi dan Basuki berhasil mengungguli pasangan calon Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli dengan persentase perolehan suara sebanyak . Dari perolehan suara tersebut, ia dan pasangannya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tidak hanya sampai disitu, Jokowi mencalonkan diri sebagai orang pertama di Indonesia dan akhirnya terpilih dalam Pemilu Presiden 2014. Ia menjadi Presiden Indonesia pertama sepanjang sejarah yang bukan berasal dari latar belakang elite politik atau militer Indonesia. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Pemilihan berikutnya, Jokowi kembali mencalonkan diri dan lagi-lagi berhasil mengumpulkan suara masyarakat Indonesia. Untuk yang kedua kalinya, ia menjabat sebagai Presiden RI, didampingi oleh Ma'ruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019.
Di luar profilnya sebagai presiden di Indonesia, Jokowi juga seorang suami dan ayah dari anak-anaknya. Ia menikah dengan Iriana di Surakarta pada tanggal 24 Desember 1986. Dari pernikahannya, dikaruniai 3 orang buah hati, yang diberi nama Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
0 Komentar