Pandemi Covid-19 masih melanda banyak negara di dunia
dan semua pihak terus bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin untuk
mengatasinya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak terkecuali dan memainkan
peran penting dalam urusan kesehatan masyarakat global. Usulan, rekomendasi,
dan larangan yang dikeluarkan oleh salah satu badan PBB tersebut menjadi acuan
bagi pemerintah untuk selanjutnya diterapkan kepada masyarakat di bidang ini.
Namun baru-baru ini, beberapa negara mengancam akan
menarik diri dari keanggotaan WHO, dengan alasan serangkaian ketidaksepakatan
tentang cara menangani pandemi. Misalnya, di Amerika Serikat, Presiden Donald
Trump mengancam akan mengakhiri hubungan dengan WHO karena gagal menerapkan
reformasi yang diperlukan. Salah satunya meminta China untuk memberikan
informasi setransparan mungkin tentang virus corona yang pertama kali terdeteksi
di China. Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, juga mengancam akan meninggalkan
badan kesehatan ini setelah niatnya untuk melonggarkan penguncian ditolak
karena tingginya angka kematian di wilayah tersebut.
Tentang WHO
WHO adalah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tahun 1948, beberapa tahun setelah berdirinya PBB. Tujuan dari WHO adalah mengkoordinasikan kebijakan kesehatan internasional, khususnya di bidang penyakit menular. Keanggotaan WHO mencakup 194 negara di seluruh dunia yang tergabung dan menjalankan juga mengatur organisasi. Setiap negara anggota memilih delegasi yang ahli dibidangnya terutama bidang kesehatan untuk mewakilinya dalam badan pembuat kebijakan dan keputusan, Majelis Kesehatan Dunia.
Negara-negara Anggota ini memiliki kendali langsung
atas kepemimpinan dan tata kelola organisasi. Majelis Umum bertanggung jawab
untuk menunjuk Direktur Jenderal WHO, menetapkan agenda dan prioritas, serta
meninjau dan menyetujui anggaran.
Keberhasilan WHO
WHO memiliki 150 kantor di seluruh dunia dan staf bekerja dengan pemerintah daerah untuk memberikan saran dan perawatan kesehatan. Dalam 70 tahun sejak berdirinya, WHO telah menorehkan banyak prestasi. Dari pemberantasan cacar, pengurangan kasus polio hingga hampir 100%, hingga merintis pemberantasan epidemi seperti Ebola dan demam berdarah. Namun WHO juga dikritik karena terlalu birokratis, dipolitisasi, dan bergantung pada donor besar.
Organisasi ini sebenarnya didanai oleh berbagai sumber
termasuk organisasi internasional, sektor swasta, Negara Anggota dan PBB
sebagai organisasi induk. Setiap Negara Anggota harus membayar biaya untuk
bergabung dengan organisasi ini. Kontribusi ini disebut "kontribusi
bernilai" dan dihitung berdasarkan kekayaan dan populasi masing-masing
negara. Secara total, total kumulatif donasi yang dikumpulkan dari semua Negara
Anggota hanya merupakan seperempat dari total anggaran atau pendanaan yang
dipegang oleh WHO. Sebagian besar sisanya adalah karena “sumbangan sukarela”
dari negara anggota dan mitra.
Amerika Serikat sejauh ini merupakan donor terbesar di
antara semua Negara Anggota WHO. Pada 2018-2019, negara itu menyuntikkan $893
juta ke WHO. Mayoritas pendanaan bersifat sukarela, dengan kontribusi wajib
sebesar $237 juta dan sisanya sebesar $656 juta dalam bentuk kontribusi.
Sumbangan ini berjumlah 14,67% dari total sumbangan sukarela seluruh negara
anggota. Sumbangan terbesar kedua, setelah Amerika Serikat, datang dari Bill
and Melinda Gates Foundation. Yayasan memberi WHO $531 juta dalam pendanaan
selama periode yang sama. Besar kecilnya dana sukarela ini sangat bergantung
pada kemauan masing-masing negara.
Kontribusi lainnya dari total negara-negara utama
kepada WHO (2018-2019)
*
Amerika Serikat: 893 juta dollar AS
*
Inggris Raya: 435 juta dollar AS
*
Jerman: 292 juta dollar AS
*
Jepang: 214 juta dollar AS
*
China: 86 juta dollar AS
*
Perancis: 76 juta dollar AS
* Rusia: 57 juta dollar AS
0 Komentar