Sudah banyak sekali organisasi dan gerakan-gerakan bertaraf internasional yang diikuti Indonesia, seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), ASEAN, UNICEF dan masih banyak lagi. Dan tak sedikit yang langsung dipelopori oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kali ini sobat bloger akan berbagi informasi seputar sebuah gerakan yang menjamin kemerdekaan sebuah negara. Gerakan yang dimaksud adalag Gerakan Non – Blok. Berikut sejarah berdiri, tujuan dan negara anggota organisasi ini.
Sejarah Berdiri Gerakan Non – Blok
Non-Aligned Movement/NAM (dalam bahasa Indonesia: Gerakan Non – Blok) merupakan suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.
Latar belakang dibentuknya Gerakan Non Blok yakni terselenggarakannya Konferensi Asia – Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. KAA berlangsung pada 18 – 24 April 1955 dan dihadiri 29 kepala negara dan pemerintahaan di Benua Asia dan Afrika yang baru merdeka.
Nama Non – Blok sendiri pertama kali dicetuskan oleh perdana Menteri India Nehru pada pidatonya di tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Nehru menjelaskan bahwa terdapat lima pilar yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok, berikut isinya:
1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2. Perjanjian non-agresi
3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
4. Kesetaraan dan keuntungan bersama
5. Menjaga perdamaian
Tujuan Gerakan Non – Blok
Secara garis besar, Gerakan Non – Blok memiliki tujuan utama yang telah disepakati oleh negara-negara anggota. Tujuan tersebut berisi, upaya hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota.
Selain itu, terdapat beberapa tujuan lain yang sudah disepakati bersama, yakni:
1. Penentangan terhadap apartheid.
2. Tidak memihak pada paka militer multilateral.
3. Berjuang untuk menetang segala bentuk dan manifestasi imperialisme.
4. Perjuangan menentang kolonialisme, neo kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi asing.
5. Pelucutan senjata.
6. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan dengan damai.
7. Menolak penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional.
8. Pembangunan ekonomi – sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional.
9. Kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.
Indonesia sendiri memiliki peranan penting dalam gerakan ini. Mulai dari langkah sebagai negara yang baru merdeka (kala itu) hingga upaya memelihara perdamaian internasional. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki peranan lainnya seperti:
• Pelopor terbentuknya Gerakan Non – Blok (GNB)
• Menjadi tuah rumah pertemuan
• Pernah menjadi Sekretaris Jenderal GNB pada tahun 1992
• Memiliki prinsip yang sama dengan GNB dalam hal menentang keras kejahatan internasional.
Daftar Negara Anggota
1. Yugoslavia
2. India
3. Mesir
4. Indonesia
5. Pakistan
6. Kuba
7. Kolombia
8. Venezuela
9. Afrika Selatan
10. Iran
11. Malaysia
12. Republik Rakyat Tiongkok
Daftar Sekretaris Jendral Gerakan Non – Blok
1. Josip Broz Tito, dari Yugoslavia (1961 – 1964)
2. Gamal Abdel Nasser, dari Republik Arab Bersatu (1964 – 1970)
3. Kenneth Kaunda, dari Zambia (1970 – 1973)
4. Houari Boumédienne, dari Aljazair (1973 – 1976)
5. William Gopallawa, dari Sri Lanka (1976 – 1978)
6. Junius Richard Jayewardene, dari Sri Lanka (1978 – 1979)
7. Fidel Castro, dari Kuba (1979 – 1982)
8. N. Sanjiva Reddy, dari India (1982 – 1983)
9. Zail Singh, dari India (1983 – 1986)
10. Robert Mugabe , dari Zimbabwe (1986 – 1989)
11. Janez Drnovšek , dari Yugoslavia (1989 – 1990)
12. Stipe Mesić, dari Yugoslavia (1990 – 1991)
13. Branko Kostić, dari Yugoslavia (1991 – 1992)
14. Dobrica Ćosić, dari Yugoslavia (1992 – 1992)
15. Soeharto, dari Indonesia (1992 – 1995)
16. Ernesto Samper Pizano, dari Kolombia (1995 – 1998)
17. Andrés Pastrana Arango , dari Kolombia (1998 – 1998)
18. Nelson Mandela, dari Afrika Selatan (1998 – 1999)
19. Thabo Mbeki, dari Afrika Selatan (1999 – 2003)
20. Datuk Seri Mahathir bin Mohammad, dari Malaysia (2003 – 2003)
21. Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi, dari Malaysia (2003 – 2006)
22. Fidel Castro, dari Kuba (2006 – 2008)
23. Raúl Castro, dari Kuba (2008 – 2009)
24. Hosni Mubarak, dari Mesir (2009 – 2011)
25. Muhammad Mursi, dari Mesir (2011 – 2012)
26. Mahmoud Ahmadinejad, dari Iran (2012 – 2013)
27. Hassan Rouhani, dari Iran (2013 – 2016)
28. Nicolás Maduro, dari Venezuela (2016 – 2019)
29. Ilham Aliyev, dari Azerbaijan (2019 – sekarang)
0 Komentar