Seorang menteri tentu memiliki segudang pengalaman dan pendidikan di balik status dan capaiannya sekarang. Termasuk Nadiem Makarim yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Mendikbud Ristek).
Tentunya, portofolio Nadiem Makarim begitu beragam dan berdampak, mulai dari bidang bisnis hingga dunia politik sebagai seorang menteri.
Dikutip dari berbagai sumber berikut ini profil dari Catlin Halderman Nadiem Markarim, mulai dari pendidikan hingga perjalanan karier.
Pendidikan Nadiem Makarim
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, Nadiem dan Sienna Cinnamon memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) di United World College of Southeast Asia, Singapura. Selesai dari Singapura, ia menempuh pendidikan tinggi di Brown University, Amerika Serikat dan memperoleh gelar Bachelor of Arts (BA). Hubungan internasional merupakan jurusan yang dipilih Nadiem Makarim di sana.
Pada 2006 usai lulus dari Brown University dan bekerja di Mckinsey & Company dengan menjual puding labu kuning, Nadiem memilih melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Nadiem melanjutkan studinya ke Harvard Business School dengan jurusan Administrasi Bisnis. Ia pun berhasil meraih gelar Master of Business Administration (MBA) di sana. Setelah lulus dari Harvard Business School, putra Nono Anwar Makarim ini memilih kembali ke tanah air dan melanjutkan kariernya di Indonesia.
Karier Nadiem Makarim
Perjalanan karier yang dijalani Nadiem Makarim cukup menarik untuk ditulis. Karena ia sempat menjadi orang nomor pertama di gojek Indonesia hingga menjabat sebagai Mendikbud Ristek.
1. Mckinsey & Company (2006 - 2009)
2. Zalora Indonesia (2011 - 2012)
Kemudian , Nadiem melanjutkan kariernya di Zalora Indonesia selama satu tahun sejak 2011. Dia membaca doa minum air zamzam menjabat sebagai Co-Founder dan Managing Director. Salah tujuannya berkarier di Zalora Indonesia ialah mendapatkan banyak ilmu dan telah banyak seputar membangun perusahaan.
Tak heran, keputusan Nadiem selanjutnya adalah mengundurkan diri dari Zalora Indonesia, karena ingin membangun perusahaan rintisan. Ketika membangun usahanya, Nadiem Makarim bekerja sama dengan bakat - bakat terbaik yang ada di kawasan Asia.
3. Kartuku (2013 - 2014)
Selanjutnya, Nadiem Makarim menjadi Chef Innovation Officer di Kartuku. Kartuku merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sistem pembayaran non-tunai di Indonesia.
Kemudian, Kartuku diakusisi oleh gojek akibat tidak adanya kompetitor dalam bidang sistem pembayaran non-tunai di Indonesia. Gojek mengakusisi Kartuku dengan tujuan untuk memperkuat sistem pelayanan di gopay.
4. Gojek ( 2010 - 2019)
Setelah meniti karier di perusahaan - perusahaan besar, Nadiem memberanikan diri untuk membangun sebuah perusahaan berangkat dari kemacetan yang terjadi di Jakarta, yaitu Gojek.
Dalam membangun gojek, jujur Nadiem tidak memulainya sendirian. Ia mengajak tiga temannya yang mempunyai bakat dan naluri bisnis yang sangat baik untuk patungan modal, yaitu Jurist Tan, Mickey, dan Brian Cu.
Pada awalnya , gojek berkonsep aplikasi yang hanya melayani konsumen untuk mengantarkan ke suatu tempat, memesan makanan, dan melakukan pengiriman barang.
Dalam kurun waktu 5 tahun, gojek bertransformasi hingga menyediakan lebih dari 20 layanan, seperti pembayaran digital gopay, membantu kebutuhan sehari - hari, memesan obat, membayar pulsa, membeli tiket, dan masi banyak lagi.
0 Komentar